Ringkasan:
Asesmen merupakan kegiatan guru selama rentang pembelajaran untuk
mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik. Dari paparan
pengertian asesmen itu dapat pula ditarik prinsip asesmen bahwa asesmen
hendaknya dilakukan secara komprehensif, terpadu, dan berkelanjutan. Asesmen juga memiliki tujuan yang mana tujuan dari asesmen
secara umum adalah melakukan asesmen dalam proses pembelajaran adalah untuk
memperoleh informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian proses
pembelajaran. Asesmen memliki manfaat bagi berbagai pihak, antara lain bagi
peserta didik, pendidik, sekolah, dan bagi orang tua peserta didik. Asesmen memiliki 2 kompenen yang saling berkaitan. Komponen pertama
adalah mengumpulkan dan mencatat/merekam informasi tenang perkembangan dan
belajar anak. Komponen kedua adalah menginterpretasi dan mengevaluasi semua
informasi yang diperoleh. Hasil
belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur yang
mencangkup kognitif, afektif dan pisikomotorik yang diberikan dalam proses
belajar mengajar. Berdasarkan paparan diatas mengenai pengertiaan, tujuan
fungsi dan manfaat asesmen, komponen asesmen dan hasil belajar dapat ditarik
suatu pendapat atau pandangan bahwa memang benar asesmen itu bisa dijadikan media
untuk mengetahui hasil belajar siswa yang mana dalam hal ini untuk mengetahui
hasi belajar siswa tidak hanya berupa pengambilan nilai melalui ulangan akhir
saja melainkan dilakukan secara komprehensif, terpadu dan berkesinambungan,
sehingga dalam mengetahui hasil belajar siswa akan lebih konkrit dan pasti.
A.
Pendahuluan
Pembelajaran dapat
diartikan sebagai sarana membelajarkan pebelajar yang artinya pembelajaran atau
proses belajar merupakan suatu proses yang nantinya akan dapat merubah pola
pikir siswa dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu dan dari yang mulanya
berfikir sederhana menjadi lebih kompleks. Ketika seseorang belajar maka
pikiran mereka juga ikut berkembang dan wawasan yang dimiliki juga bertambah.
Belajar sebenarnya bisa dilakukan dan didapatkan dimana saja, contohnya dengan menonton
berita, membaca buku, mendengarkan seminar dapat menambah wawasan yang
dimiliki.
Selain dapat belajar
dimana saja, secara resmi pemerintah sudah membuatkan temapat belajar yang
dinamakan sekolah. Sekolah yang dibuat pemerintah ada SD (Sekolah Dasar), SMP
(Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas, dan ada juga jenjang
yang lebih tinggi yaitu Universitas/Institusi. Sekolah atau tempat belajar yang
disiapkan oleh pemerintah ini mempekerjakan tenaga ahli dibidangnya yaitu
guru/dosen. Tenaga ahli atau biasa disebut dengan pengajar ini membantu dan
membimbing para siswanya untuk mendapatkan ilmu yang lebih kompleks, karena
terkadang ketika siswa itu belajar sendiri siswa mendapat kendala dan kurang
memahami apa yang sedang mereka pelajari. Maka dari itu tugas guru/dosen ini
membantu siswa untuk memahami apa yang kurang dimengerti dan tidak dimengerti
oleh siswa.
Belajar di Sekolah
tentunya ada target dan indikator yang ingin dicapai baik oleh guru maupun
siswa itu sendiri. Untuk mencapai target itu diperlukan sebuah media. Media
yang bisa membantu guru untuk menggetahui hasil belajar siswa bisa dengan Asesmen.
Asesmen adalah pengumpulan bukti yang sistematik, berkelanjutan dan bertujuan
selain itu Asesmen merupakan tahapan pengumpulan data. Dengan menerapkan
Asesmen maka guru bisa membuat keputusan-keputusan mengenai kebutuhan-kebutuhan
siswa, dan pedoman perencanaan program pembelajaran. Asesmen harus menjadi
bagian yang tidak terpisah dari program pembelajaran. Selain itu guru juga perlu
memperhatikan bukti-bukti belajar dari kegiatan sehari-hari yang dilakukan para
siswa. Bukti-bukti ini akan menunjukkan apa yang sudah diketahui siswa, dan apa
yang masih perlu mereka ketahui. Bukti-bukti ini didapatkan dari proses Asesmen
dan bukti-bukti ini nantinya akan membantu dalam proses penilaian serta akan
membantu mengetahui seberapa besar mereka sudah menerima pembelajaran. Karena
pengetahuan yang diterima para siswa tidak bisa hanya diukur dengan menggunakan
tes akhir atau ulangan saja, melainkan untuk mengetahui hasil belajar siswa
harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.
Melihat dari paparan diatas, saya
bermaksud merumuskan masalah mengenai apa yang dimaksud dengan asesmen sehingga
dikatakan asesmen bisa digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa serta apa
saja komponen-komponen asesmen yang bisa digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa. Dimana rumusan masalah ini didasari oleh tujuan saya membuat makalah
adalah untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan asesmen sehingga dikatakan
asesmen bisa digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa serta apa saja
komponen-komponen asesmen yang bisa digunakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa. Oleh sebab itu, saya membuat makalah ini sebagai bentuk penuangan ide
atau gagasan sehingga bisa bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi
pembaca.
B.
Isi
Pengertian Asesmen
Pengertian Asesmen Menurut Poerwanti secara umum, assesmen dapat
diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang
dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang
menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun
kebijakan-kebijakan sekolah. Keputusan tentang siswa ini termasuk bagaimana
guru mengelola pembelajaran di kelas, bagaimana guru menempatkan siswa pada
program-program pembelajaran yang berbeda, tingkatan tugas-tugas untuk siswa
yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing, bimbingan dan
penyuluhan, dan saran untuk studi lanjut.
Sementara menurut Robert M. Smith (2002) dalam Mawardi (2011) suatu
penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk
layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu
rancangan pembelajaran.
Sedangkan Akhmad (2008) menyebutkan bahwa assesmen atau penilaian
adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.
Berdasarkan pengertian asesmen dari 3 ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa asesmen merupakan kegiatan guru selama rentang pembelajaran untuk
mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik. Dari paparan
pengertian asesmen itu dapat pula ditarik prinsip asesmen bahwa asesmen
hendaknya dilakukan secara komprehensif, terpadu, dan berkelanjutan.
Tujuan, Fungsi dan Manfaat
Asesmen
Asesmen juga memiliki tujuan yang mana tujuan dari asesmen secara umum adalah melakukan
asesmen dalam proses pembelajaran adalah untuk memperoleh informasi yang akurat
mengenai tingkat pencapaian proses pembelajaran (Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd,
2011:12). Berdasarkan tujuan tersebut dapat dilakukan tindak lanjut yang
merupakan fungsi asesmen, yang dapat berupa: (1) penempatan yang tepat, (2)
pemberian umpan balik, (3) diagnosis kesuitan belajar, (4) penentuan kenaikan
tingkat atau kelulusan pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu.
Setelah mengetahui tujuan dan
fungsi dari asesmen, asesmen ternyata juga memiliki manfaat bagi berbagai pihak
diantaranya:
a. Bagi peserta didik, dapat mengetahui hasil dari kompetensi yang telah
dicapai maupun belum dicapai. Berdasarkan informasi itu dapat memberikan
motivasi bagi peserta didik yang belum mencapai kompetensi minimal serta bagi
peserta didik yang sudah dapat mencapai kompetensi minimal akan berupaya
mempertahankan prestasinya.
b. Bagi pendidik, hasil dari belajar peserta didik dapat memberikan
gambaran tentang keadaan peserta didik, materi pembelajaran, metode
pembelajaran, dan sistem evaluasi yang digunakan.
c. Bagi sekolah, tergantung pada proses pembelajaran yang telah terjadi.
Sekolah dapat melakukan instrospeksi diri, apakah kondisi pembelajaran telah
sesuai dengan standar pelayanan minimal sekolah atau belum.
d. Bagi orang tua peserta didik, laporan hasil belajar yang tercermin
dalam buku rapor akan memberikan informasi yang cukup bagi orang tua tentang
tingkat keberhasilan anaknya disekolah.
Komponen Asesmen
Asesmen memiliki 2 kompenen yang saling
berkaitan. Komponen pertama adalah mengumpulkan dan mencatat/merekam informasi
tenang perkembangan belajar anak. Sebagai contoh misalnya dengan mengumpulkan
dan mencatat apa yang dilakukan anak. Informasi ini dapat diperoleh dari
pemangamatan, komunikasi, wawancara, portofolio, proyek, tes, checklis, hasil
gambar/tulisan anak, foto, maupun rekaman suara. Melalui penggalian informasi
yang dilakukan secara bertahap dengan pemangamatan, komunikasi, wawancara,
portofolio, proyek, tes, checklis, hasil gambar/tulisan anak, foto, maupun
rekaman suara yang tidak hanya menggunakan nilai akhir saja maka mengetahui
hasil belajar siswa dengan asesmen sudah dilakukan. Sebab penilaian dari hasil
belajar siswa tidak hanya dilakukakn dengan cara evaluasi atau ulangan semester
saja melainkan secara bertahap.
Komponen kedua adalah menginterpretasi dan
mengevaluasi semua informasi yang diperoleh. Hal ini bermenfaat dalam mebuat
semacam keputusan atau penilaian tentang perkembangan anak. Misalnya apakah
anak berada dalam tahap perkembangan atau telah mencapai perkembangan tertentu.
Sehingga melalui komponen kedua ini kita sudah bisa mengambil keputusan tentang
bagaimana hasil belajar siswa yang sebelumnya sudah kita nila secara bertahap
dan berkelanjutan melalui penggalian informasi pada komponen pertama.
Kedua komponen diatas satu sama lain saling
berkaitan, sebab melalui komponen pertama kita bisa melakukan komponen kedua
yang nantinya akan membantu kita menarik kesimpulan apakah siswa sudah mengerti
dan memahami pelajaran yang diajarkan atau tidak.
Hasil Belajar
Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan
menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar
sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka
membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas
pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri. Dalam
setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta
didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar
yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Berikut
beberapa difinisi hasil belajar menurut beberapa ahli:
1. Purwanto (2011) hasil
belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan
perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang
diberikan dalam proses belajar mengajar. Lebih lanjut lagi hasil belajar dapat
berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Sudjana (2003)
mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki oleh siswa setelah
menerima pengalaman belajar.
3.
Hamalik (2003)
hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi
tahu.
Dari difinisi yang diungkapkan oleh beberapa ahli diatas,
dapat disimpulkan hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat
diamati dan diukur yang mencangkup kognitif, afektif dan pisikomotorik yang
diberikan dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan
paparan diatas mengenai pengertiaan, tujuan fungsi dan manfaat asesmen,
komponen asesmen dan hasil belajar dapat ditarik suatu pendapat atau pandangan
bahwa memang benar asesmen itu bisa dijadikan media untuk mengetahui hasil
belajar siswa yang mana dalam hal ini untuk mengetahui hasi belajar siswa tidak
hanya berupa pengambilan nilai melalui ulangan akhir saja melainkan dilakukan
secara komprehensif, terpadu dan berkesinambungan, sehingga dalam mengetahui
hasil belajar siswa akan lebih konkrit dan pasti. Untuk mengetahui hasil
belajar siswa melalui asesmen sebagai medianya dapat dilakukan dengan
menerapkan komponen asesmen itu sendiri. Yang mana komponen pertama mengumpulkan dan mencatat/merekam informasi tenang perkembangan
belajar anak dengan melakukan beberpa cara penggalian informasi dan komponen
kedua menginterpretasi dan mengevaluasi semua informasi yang diperoleh sehingga
dapat diketahui apakah siswa sudah memahami atau belum mengenai pelajaran yang
diajarkan.
Daftar Pustaka
Koyan,
I Wayan. 2011. Asesmen Dalam Pendidikan.
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Manihai, Roy. 2012. Pengertian Hasil Belajar Menurut Beberapa Ahli. Diakses di
Febrial. 2012. Asesmen Untuk AUD. Diakses di
Bima, Agoes Dwy. 2013. Makalah Asesmen. Diakses di
Kepada Yth.
BalasHapusCEO / PEMILIK PERUSAHAAN / HRD / SDM / KEPEGAWAIAN
Semangat Pagi !!!
Disini kami bisa membantu Perusahaan Instansi Bapak Ibu untuk
MEMETAKAN, MENGANALISA, MEMBEDAH, MENYINGKAP & MENGUNGKAP tabir Rahasia POTENSI dan KARAKTER dalam hal KOMPETENSI PEKERJAAN setiap karyawan dan pegawai secara DETAIL, CEPAT & AKURAT. Sehingga karyawan dapat bekerja sesuai dengan PASSION nya wal hasil akan maksimal dalam bekerja dibidangnya (on The Right Man On The Right Job).
Untuk selengkapnya silahkan hubungi kami di HP 0813 98 515657, 0858 90 333459, 0817 91 85625 atau buka di website kami www.gfast.id
Salam
Tim Gfast Indonesia
Indrafirdaus513@gmail.com
Hapus