A.
Tema Essay
Pengaruh Sekolah Terhadap Perilaku Dan Kepribadian
Semua Pihak Di Sekolah
B.
Sub Tema
Pengaruh Kepribadian Guru Terhadap Kelakuan Peserta
Didik
C.
Judul
Guru Panutan
Siswa
D.
Isi Essay
Dewasa ini sering diberitakan
mengenai peserta didik, baik itu tentang prestasi maupun
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh peserta didik. Kedua hal itu
menjadi fokus pemerintah, sebab peserta didik merupakan generasi penerus bangsa
yang akan meneruskan cita-cita bangsa dan nantinya akan membawa bangsa ini
menjadi bangsa yang maju dan bisa bersaing di era globalisasi. Namun yang
mendominasi pemberitaan mengenai peserta didik adalah penyimpangan-penyimpangan
yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri. Contohnya saja banyak peserta didik yang tawuran,
mabuk-mabukan, merokok, dan balapan liar. Bahkan ada pula peserta didik yang
mengendarai kendaraan tetapi belum memiliki ijin. Seperti kasus yang baru terjadi akhir-akhir
ini, yaitu kasus tawuran antar sekolah yang terjadi dibanyak tempat dan
banyaknya anak dibawah umur yang masih menginjak bangku sekolah tertangkap merokok
di sekolah. Yang mana semua pelaku dari contoh-contoh tadi merupakan anak yang
masih menjdi peserta didik dan masih menginjak bangku sekolah.
Penyimpangan-penyimpangan yang
dilakukan oleh peserta didik itu disebabkan oleh banyak faktor baik internal maupun
eksternal. Namun pemerintah disini sudah berusaha menanggulanginya dengan cara
menekankan pendidikan karakter dan budi pekerti kepada siswa, selain itu
peranan guru disekolah juga sangat berpengaruh terhadap perilaku siswa diluar
sekolah. Guru tidak hanya bertanggung jawab ketika peserta didik itu berada di
sekolah, namun guru juga bertanggung jawab terhadap kelakuan siswa di luar
sekolah. Sebab guru juga merupakan orang tua siswa yang juga berperan
membimbing siswa agar tidak berprilaku menyimpang.
Kelakuan menyimpang yang terjadi
dilakalangan siswa akhir-akhir ini bisa dikatakan tidak luput dari peran guru
di sekolah selain juga peran orang tua dirumah tentunya. Guru merupakan pembimbing
bagi siswa, pengontrol dan penentu arah pembelajaran serta guru sebagai panutan
siswa akan dijadikan contoh bagi diri siswa itu sendiri. Ketika guru berprilaku
negarif maka siswa kemungkinan bisa mencontoh dan mengikuti prilaku guru
tersebut. Siswa terkadang tidak akan memikirkan apakah itu baik atau buruk bagi
dirinya, tetapi siswa akan mengikuti kelakuan negatif guru itu karena mereka
beranggapan “guru sebagai panutan saja berprilaku seperti itu kenapa saya tidak
boleh berprilaku seperti itu juga?”. Maka dari itu diharapkan agar hal itu
tidak terjadi, guru harus selalu bisa berprilaku yang positif sehingga siswa
bisa meniru prilaku guru yang positif tersebut.
Ketika ada terjadi
penyimpangan-penyimpangan seperti contoh yang telah dipaparkan diatas,
kemungkinan karena kurangnya bimbingan mengenai budi pekerti dan karakter pada
siswa yang persentase terbesar diberikan di sekolah. Selain itu bisa disebabkan
kurangnya perhatian guru terhadap siswa. Maksudnya disini guru tidak terlalu
memperhatikan siswa baik itu mengenai prilaku, sikap dan cara perpakaian siswa.
Sehingga siswa menjadi tidak terkontrol dan terkendali, kemudian menyebabkan
penyimpangan-penyimpangan itu terjadi. Oleh karena itu, dapat dikatakan guru
sangat memberikan pengeruh yang besar terhadap siswa baik itu cara berprilaku,
berkata, dan lain sebagainya.
Apabila tidak ingin terjadi
penyimpangan-penyimpangan seperti contoh diatas, sebaiknya guru memberikan
perhatian lebih kepada siswanya, selain itu guru harus tegas dan bisa
memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan penyimpangan-penyimpangan.
Sehingga siswa akan merasa takut untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan
tersebut. Selain itu, pada setiap pelajaran yang diajarakan, guru bisa menyelipkan
pendidikan budi pekerti dan karakter kepada siswa. Tidak hanya itu saja, namun
guru harus mampu menjadi contoh dan menjadi panutan bagi siswa di sekolah.
Untuk menjadi contoh dan panutan bagi
siswa di sekolah, guru harus mampu menampilkan sikap, prilaku, dan tutur kata
yang baik. Semua hal tersebut dapat dilakukan tergantung dari kepribadian yang
dimiliki oleh guru itu sendiri. Namun tidak semua guru mampu menampilkan sikap,
prilaku dan tutur kata yang baik. Banyak guru dilapangan kurang layak dijadikan
panutan dan contoh bagi siswa. Sebagai contoh, banyak guru yang merokok
dihadapan siswa padahal kita ketahui itu akan dapat mempengaruhi siswa untuk bisa
mengikuti hal tersebut. Guru seharusnya sudah tahu kalau ia dijadikan panutan
dan contoh sehingga ia harus bisa menjaga sikap dan tingkah lakunya di hadapan
siswa. Bahkan lebih parah lagi siswa yang melihat hal tersebut akan membuat
persepri yang salah. Bebrapa siswa bisa beranggapan bahwa “guru saja boleh
merokok mengapa saya tidak?”.
Permasalahan yang diuraikan diatas,
dapat di minimalisir oleh guru. Guru yang merupakan contoh dan panutan bagi
siswa sepatutnya tidak melakukan hal tersebut diatas. Guru harus tahu bagaimana
harus bersikap, berprilaku dan bertata bahasa yang baik di hadapan siswa. Selain
itu guru harus tahu dan menanamkan pada dirinya bahwa semua siswa yang berada
di sekolah menjadikan ia sebagai panutan dan contoh.
Semua guru pada lembaga pendidikan
hendaknya mampu menjadi contoh yang baik bagi siswa. Alangkah baiknya apabila
pemberian contoh yang baik itu dilakukan sejak dini, misalkan saja di tingkat
sekolah dasar. Guru di sekolah dasar dapat memberikan atau menunjukkan hal yang
kecil namun sangat berarti bagi siswa kedepannya. Sebagai contoh, guru membuang
pembungkus permen di tempat sampah. Siswa yang melihat hal tersebut akan
mengikuti atau meniru hal yang dilakukan oleh guru tersebut. Sebagaimana yang
kita ketahui siswa SD masih memiliki sifat imitasi atau meniru. Sehingga
didalam diri siswa yang melihat hal tersebut akan tertanam nilai kebersihan
terhadap lingkungan.
Berdasarkan contoh-contoh yang telah diuraikan
di atas, sangatlah penting kepribadian seorang guru yang tercermin melalui
sikap dan prilaku yang baik ditampilkan atau ditunjukkan kepada peserta didik
untuk menjadikan dirinya sebagai contoh dan panutan yang baik bagi peserta
didik. Selain itu, untuk menghindari
penyimpangan-penyimpangan yang mungkin dilakukan oleh peserta didik kedepannya,
sebaiknya penanman sikap, prilaku dan budi pekerti ditanamkan sejak dini kepada
siswa, yaitu pada saat siswa menginjak bangku sekolah dasar. Jadi guru di
sekolah dasar harus mampu menjadi panutan yang baik bagi siswanya.
Oleh: Anak Agung Istri Virnayani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar